logam kadmium (Cd) Pada Limbah Cair
Secara sederhana dapat diketahui bahwa
kandungan logam kadmium (Cd) akan dapat
dijumpai di daerah-daerah penimbunan
sampah dan aliran air hujan, selain dalam air
buangan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dalam perairan Teluk New York
didapatkan bahwa sumber Cd dalam badan
perairan yang dikonstribusi dari air limbah
industri sangat sedikit, yaitu 0,6 % dari total
kandungan Cd yang ada. Sedangkan jumlah
paling besar dikonstribusi oleh limbah padat
yaitu 82 % (Parvau, 2010). Logam berat kadmium dapat hadir pada
daerah atau lingkungan yang bermacam- macam dan ini dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu udara, tanah dan air.
Kadmium dan senyawa oksidanya
merupakan bentuk senyawa Cd yang paling
banyak ditemukan di udara. Bentuk senyawa
kadmium dan oksidanya tersebut merupakan
senyawa kadmium yang paling toksik, begitu
juga bentuk kloridanya (Cdcl2) yang biasanya
dibebasakan dari pembakaran sampah
(Darmono, 2008).
Kadmium yang terdapat dalam air
kebanyakan juga berbentuk ion. Kadmium
dalam air laut berbentuk senyawa klorida
(CdCl2), sedangkan dalam air tawar berbentuk
karbonat (CdCo3). Pada air payau, yang
biasanya terdapat dimuara sungai, kedua
senyawa tersebut jumlahnya berimbang.
Logam kadmium diserap oleh hewan air
melalui insang dan saluran pencernaan. Karena
sifatnya yang toksik, logam ini dapat
mematikan. Jika hewan air tersebut tahan
terhadap kandungan logam yang tinggi, maka
logam kadmium dapat tertimbun di dalam
jaringannya, terutama hati dan ginjal. Logam
kadmium berikatan dengan protein sehingga
disebut metalotionin yang bersifat agak
permanen dan mempunyai waktu paruh cukup
lama (Darmono, 2008).
Logam berat kadmium melalui
persenyawaannya dapat masuk ke lingkungan perairan karena adanya kegiatan manusia,
diantaranya:
1) Kegiatan pertambangan logam
Eksploitasi timbunan bijih
membongkar permukaan batuan dan
sejumlah besar sisa-sisa batuan atau
tanah untuk mempercepat kondisi
pelapukan. Kegiatan proses pangambilan
bijih, peleburan dan penyulingan minyak
dapat menyebabkan hamburan dan
penimbunan sejumlah besar logam
runutan seperti Cd, Hg, Pb dan As ke
saluran pembuangan disekitarnya atau
pengeluaran langsung ke dalam
lingkungan perairan.
2) Limbah rumah tangga yang mengandung
persenyawaan kadmium
Jumlah logam berat kadmium yang
cukup besar disumbangkan dari cairan
limbah rumah tangga oleh sampah- sampah metabolik, kondisi pipa-pipa air
dan produk-produk konsumen lainnya.
Komposisi logam kadmium pada aliran air
kota tergantung pada banyak faktor
seperti rencana perkotaan, keadaan lahan- kritis, konstruksi jalan, penggunaan tanah
dan ciri-ciri fisik atau klimatologi batang
air.
3) Limbah dan buangan industri
Beberapa logam runutan dibuang ke
dalam lingkungan perairan melalui cairan
limbah industri, demikian juga dengan
penimbunan dan pencucian lumpur
industri. Pada umumnya terdapat
penggunaan untuk tujuan ganda logam-
logam dalam sebagian besar industri,
walaupun terdapat beberapa contoh
pencemaran logam khususnya yang
berhubungan dengan indusri tertentu.
Emisi gas kadmium dari pembakaran
bahan bakar fosil kadmium di udara yang
bisa masuk ke dalam air secara alamiah
dan daerah aliran sungai.
Di dalam tanah, pada umumnya
kandungan logam berat secara alamiah sangat
rendah, kecuali tanah tersebut merupakan
daerah pertambangan atau tanah tersebut sudah
tercemar (Darmono, 2008). Pada suatu daerah
yang sudah tercemar Cd, logam tersebut
terserap oleh tanaman dalam bentuk ion dari Pemasok logam berat dalam tanah
pertanian antara lain bahan agrokimia (pupuk
dan pestisida), asap kendaraan bermotor,
bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan
limbah rumah tangga, industri, dan
pertambangan. Selain itu sumber logam berat
dalam tanah berasal dari bahan induk
pembentuk tanah itu sendiri, seperti Cd banyak
terdapat pada batuan sedimen schales (0,22
ppm berat), Cr pada batuan beku ultrafanik (2,
980 ppm berat), Hg pada bauan sedimen pasir
(0,29 ppm berat), Pb pada batuan granit (24
ppm berat (Zoidis, et. al. 2010). Logam beracun kadmium dapat dibawa ke
dalam tubuh oleh seng yang terikat dalam
protein (dalam hal ini adalah struktur protein
yang mengandung rantai seng). Seng dan
kadmium berada dalam satu grup dalam
susunan unsur berkala, mempunyai bilangan
oksidasi yang sama (+2), jika terionisasi akan
membentuk partikel ion yang berukuran
hampir sama. Dari banyak kesamaan tersebut,
maka kadmium dapat menggantikan rantai
seng dalam banyak sistem biologi (organik).
Ikatan kadmium dalam zat organik mempunyai
kekuatan 10 kali lebih besar dibandingkan
dengan seng jika terikat dalam zat organik.
Sebagai tambahan, kadmium juga dapat
menggantikan magnesium dan kalsium dalam
ikatannya dengan struktur zat organik (Palar, 2008).
Fitoremediasi Logam Berat Kadmium. Tumbuhan menyerap elemenn dari
lingkungannya. Dalam penyerapan zat tersebut
tumbuhan menunjukkan selektivitas namun
kadang tumbuhan menyerap elemen yang
sesungguhnya tidak diperlukan. Masuknya zat
ke dalam jaringan tumbuhan dapat melalui
daun (stomata) atau akar. Pada akar, zat masuk
ke dalam sel dengan cara difusi baik difusi
aktif maupun difusi pasif (Taiz, 2010). Penyerapan aktif dilakukan melalui membran
yang tidak permeabel dan memerlukan
perantaraan senyawa yang disebut “carrier”
(pembawa) yang terdapat dalam membran.
Membran sel merupakan perintang bagi ion-
ion yang akan melintasinya sehingga untuk
keperluan penyerapan ion oleh sel tumbuhan,
peranan pembawa sangat penting. Agar ion
dapat masuk ke dalam sel yang konsentrasi
ionnya lebih tinggi diperlukan sejumlah energi
atau ATP. Pada penyerapan pasif berlangsung
pertukaran ion, jadi proses penyerapan zat
pada penyerapan pasif merupakan penyerapan
yang non metabolik. Ion-ion yang diserap pada
permukaan dinding sel dapat bertukar dengan
ion-ion dari larutan luarnya. Sebagai contoh
kation K+ dari larutan luar dapat dipertukarkan
dengan ion-ion H+ yang diserap pada
permukaan membran dengan cara osmotik
tidak aktif (Russell et. al., 2012).
Penyerapan Cd dari tanah oleh tanaman
dipengaruhi oleh total pemasukan Cd dalam
tanah, pH tanah, kandungan Zn, jenis tanaman
dan kultivar. Penyerapan Cd akan tinggi pada
pH rendah dan menurun pada pH tinggi.
Kandungan seng (Zn) yang tinggi dapat
mengurangi penyerapan Cd. Jika Cd telah
memasuki rantai makanan, maka pada
akhirnya akan terakumulasi pada konsumen
tingkat tinggi yaitu hewan dan manusia.
Kadmium sangat membahayakan kesehatan
karena pengaruh racun akut dari unsur tersebut
sangat buruk (Lin et. al.,2012).
Logam kadmium akan mengalami proses
biotransformasi dan bioakumulasi dalam
organisme hidup (tumbuhan, hewan dan
manusia). Logam ini masuk ke dalam tubuh
bersama makanan yang dikonsumsi, tetapi
makanan tersebut telah terkontaminasi oleh
logam Cd dan atau persenyawaannya. Dalam
tubuh biota perairan jumlah logam yang
terakumulasi akan terus mengalami
peningkatan. Di samping itu, tingkatan biota
dalam sistem rantai makanan turut menentukan
jumlah Cd yang terakumulasi. Di mana pada
biota yang lebih tinggi stratanya akan
ditemukan akumulasi Cd yang lebih banyak,
sedangkan pada biota top level merupakan
tempat akumulasi paling besar. Bila jumlah Cd
yang masuk tersebut melebihi ambang maka
biota dari suatu level atau strata tersebut akan