Minyak Nabati

Minyak Nabati

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air. Dalam arti sempit, kata minyak biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau bahkan produk olahannya seperti minyak tanah (kerosene). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari diet makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).

Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak yaitu minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang diperoleh dari hasil penambangan (minyak bumi). Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Lipid adalah senyawa alam biologi yang larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform dan diethyl ether. Nama Lipid berasal dari bahasa Yunani, Lipos, yang berarti lemak. Sebagian besar asam karboksilatnya berupa ester dari gliserol, inilah yang disebut sebagai trigliserida atau triacylgyiserol. Trigliserida adalah lemak atau minyak tumbuhan atau hewan seperti: minyak kacang, minyak kedelai, minyak jagung, minyak bunga matahari, butter, lard dan tallow. Trigliserida yang berbentuk cair pada suhu ruang disebut sebagai minyak (oil) sedangkan yang berbentuk padat pada suhu kamar disebut lemak (fat). 

Minyak atau lemak adalah bahan yang tidak larut dalam air, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Komponen utama dalam minyak atau lemak adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam lemak. Trigliserida berbentuk lebih sederhana jika ketiga gugus alkilnya adalah senyawa yang sama. Tetapi lebih banyak trigliserida dengan gugus alkil yang berbeda yang disebut campuran trigliserida. Minyak dan lemak meskipun serupa dalam struktur kimianya, menunjukkan keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisiknya (Buckle, 1985):

  • Sifat fisik yang paling jelas adalah tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus-gugus polar. 
  • Viskositas minyak dan lemak cair biasanya bertambah dengan bertambahnya panjang rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu dan berkurang dengan tidak jenuhnya rangkaian karbon. Minyak jarak jauh lebih kental daripada sebagian besar lainnya karena adanya gugus hidroksil pada salah satu dari komponen asam lemak (asam risinoleat). 
  • Minyak dan lemak lebih padat dalam keadaan padat daripada dalam keadaan cair. Berat jenisnya lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat molekul rendah dan trigliserida yang tidak jenuh. Berat jenis menurun dengan bertambahnya suhu.  
Berdasarkan struktur kimia (yang umum digunakan), minyak nabati dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minyak jenuh adalah minyak yang dominan mengandung asam lemak tunggal atau asam lemak jenuh (saturated fatty acid) dan minyak tak jenuh adalah minyak yang kaya asam lemak tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh dapat dibedakan menjadi asam lemak tidak jenuh tunggal atau mono unsaturated fatty acid yang hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tidak jenuh ganda, polyunsaturated fatty acid yang memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Secara umum persentase asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam beberapa jenis minyak nabati dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Persentase Asam Tak Jenuh dan Asam Jenuh Minyak Nabati

Jenis asam lemak dan komponen yang terdapat dalam asam lemak serta rumus molekul masing-masing komponen asam lemak dalam minyak nabati dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut

Tabel 1.2 Komponen Asam Lemak Yang Terdapat Dalam Minyak Nabati

Tabel 1.3 Berat Molekul (BM) Beberapa Asam Lemak
1.2 Minyak Sawit 
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati, pada saat ini telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, maupun sebagai pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri berbasis minyak kelapa sawit kasar (CPO) di Indonesia.

  1. Beberapa produk dari kelapa sawit yang umum diperdagangkan adalah :Minyak Sawit Kasar atau Crude Palm Oil (CPO) Berupa minyak yang agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan. CPO mengandung asam lemak bebas (EFA) 5% dan mengandung banyak Carolene atau pro vitamin E (800-900 ppm). Titik lunak berkisar antara 33- 34 °C pada suhu kamar berbentuk semi padat yang sebagian terpisah kedalam stearin (bagian padat) dan olein (bagian cairan).