Contoh Laporan Sementara: Modul Adsorpsi-Praktikum Kimia Fisika Teknik Kimia USK
Laporan sementara
Praktikum Kimia Fisika
ADSORPSI PADA LARUTAN
Disusun oleh:
Kelompok C-4
Rido Berutu 1904103010049
Raihan Nanda Pratama 1904103010064
Mahfuzan Azmi 1904103010066
LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM DASAR
JL. Tgk.
Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam - Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326
Percobaan : Adsorpsi Pada Larutan
Kelompok : C4
Nama / NIM : 1. Rido Berutu 1904103010049
2. Raihan Nanda Pratama 1904103010064
3. Mahfuzan Azmi 1904103010066
CH3COOH (N): 1.1; 1.4; 1.8; 2.2; 2.3 Massa Adsorben (gram): 1.5; 2; 2.5; 3 Waktu (menit): 15; 30; 45; 60 |
Darussalam, 13
November 2020
Menyetujui
Pembimbing,
Prof.
Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T.
NIP. 1967014121993032001
BAB I
DATA PENGAMATAN
Table A.1 Data pengamatan titrasi CH3COOH dengan larutan NaOH 1 N sebelum adsorpsi
Konsentrasi CH3COOH
(N) |
Volume Larutan (mL) |
Volume Titrasi (mL) |
1,1 |
5 |
5,5 |
1,4 |
7 |
|
1,8 |
9,3 |
|
2,2 |
10,8 |
|
2,3 |
11,3 |
Table A.2 Data pengamatan titrasi CH3COOH dengan larutan NaOH 1 N setelah adsorpsi
Konsentrasi CH3COOH
(N) |
Waktu (menit) |
Massa Karbon (gram) |
Volume Titrasi (mL) |
1,1 |
60 |
1,5 |
4,5 |
1,4 |
5,4 |
||
1,8 |
7,2 |
||
2,2 |
8,3 |
||
2,3 |
8,6 |
||
1,1 |
60 |
1,5 |
4,5 |
2 |
3,9 |
||
2,5 |
3,2 |
||
3 |
2,6 |
||
1,1 |
15 |
1,5 |
5,3 |
30 |
4,5 |
||
45 |
4,2 |
||
60 |
3,9 |
BAB II
HASIL DAN
PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Perhitungan Data
Tabel 2.1 Hasil pengolahan data larutan CH3COOH
setelah adsorpsi
Massa Arang Aktif (gram) |
Waktu (menit) |
Konsentrasi CH3COOH Sebelum Adsorpsi (N) |
Konsentrasi CH3COOH Setelah Adsorpsi (N) |
Massa CH3COOH Yang Teradsorpsi (gram) |
1,5 |
60 |
2,26 |
1,72 |
0,0135 |
2,16 |
1,66 |
0,0125 |
||
1,86 |
1,44 |
0,0105 |
||
1,4 |
1,08 |
0,008 |
||
1,1 |
0,9 |
0,005 |
||
1,5 |
60 |
1,1 |
0,9 |
0,005 |
2 |
0,78 |
0,008 |
||
2,5 |
0,64 |
0,0115 |
||
3 |
0,52 |
0,0145 |
||
1,5 |
15 |
1,1 |
1,06 |
0,001 |
30 |
0,9 |
0,005 |
||
45 |
0,84 |
0,0065 |
||
60 |
0,78 |
0,008 |
2.2
Pembahasan
Adsorpsi
merupakan salah satu contoh fenomena fisik
yang terjadi apabila suatu molekul-molekul gas
atau cair dikontakkan dengan
suatu permukaan zat padat sehingga akan terjadi gaya tarik-menarik antar atom atau
molekul sehinga menutupi permukaan zat padatan tersebut.Keunggulan dari
metode adsorpsi ini adalah yaitu dalam
pengolahannya yang tidak terbentuk lumpur dan juga
relatif murah karena
adsorben yang digunakan dapat
diregenerasi digunakan ulang kembali .Pada
proses adsorpsi terdapat
istilah adsorbat dan adsorben, dimana adsorbat merupakan substansi atau molekul zat yang
diserap, sedangkan adsorben merupakan media zat molekul yang menyerap adsorbat
(Cundari dkk.,2020).
Isoterm adsorpsi
adalah persamaan yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan spesifik antara kesetimbangan konsentrasi adsorbat dalam
jumlah besar dan jumlah teradsorpsi pada permukaan adsorben. Dua model isoterm
adsorpsi yang umum digunakan adalah isoterm Freundlich dan Langmuir yang sama-sama digunakan untuk
menyelidiki perilaku atau sifat-sifat
adsorpsi. Isoterm adsorpsi menyediakan sumber data penting untuk hubungan
dengan adsorben dan adsorbat dan desain praktis sistem adsorpsi. Data
kesetimbangan dapat ditunjukkan dengan baik isoterm adsorpsi Langmuir atau
Freudlich (Siregar dkk.,2019).
Permukaan padatan
yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk menghimpun lapisan dari
molekulmolekul zat terlarut pada permukaannya akibat ketidakseimbangan
gaya-gaya pada permukaan. Adsorpsi kimia menghasilkan pembentukan lapisan
monomolekular adsorbat pada permukaan melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari
molekul-molekul pada permukaan. Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi
molecular dalam kapilerkapiler dari padatan. Secara umum, unsur-unsur dengan
berat molekul yang lebih besar akan lebih mudah diadsorpsi.Dan kemudian akan terjadi
pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan konsentrasi antarmuka, diikuti
dengan difusi lambat ke dalam partikel-partikel karbon (Widayatno dkk.,2017).
Agar
proses adsorbsi dapat berjalan dengan baik kita harus memperhatikan
syarat-syarat utama yang harus dimiliki adsorban maupun adsorbat,karena hal
tersebut yang mempengaruhi adsorpsi pada permukaan
zat padat yaitu:
1.Jenis
Adsorben
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam pemilihan adsorben adalah memiliki permukaan kontak yang luas, mempunyai
pori-pori aktif dan murni serta tidak bereaksi dengan adsorbat.
2. Jenis Adsorbat Syarat-syarat yang
diperlukan agar adsorbat terserap dengan baik adalah : Ukuran Adsorbat Molekul
yang terjerap haruslah mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dari ukuran
diameter pori adsorben.Kemudian jenis
kepolaran adsorbat umumnya
bersifat ionik dengan polaritas tinggi, jika diameternya sebanding maka
molekul-molekul polar terserap lebih kuat dari pada molekul non-polar (Atikah,2019).
Adsorpsi adalah
suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) yang menempel
pada suatu padatan (adsorben) dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis)
pada permukaan padatan tersebut. Molekul fluida yang berinteraksi dan melekat
pada adsorben disebut adsorbate sedangkan yang tidak melekat disebut
adsorptive. Penyerapan atau adsorpsi merupakan proses yang berkesetimbangan,
sebab laju peristiwa adsorpsi juga disertai dengan terjadinya peristiwa
desorpsi. Ketika laju adsorpsi sama dengan laju desorpsi maka keadaan itu disebut sebagai
keadaan setimbang. Mekanisme adsorpsi terbagi menjadi empat tahap (Handrian dkk.,2017),
yaitu:
(1).Transfer massa molekul-molekul
adsorbate menuju lapisan film yang mengelilingi adsorben,
(2). Difusi adsorbate melalui lapisan
film (film diffusion),
(3). Difusi adsorbate melalui
pori-pori dalam adsorben (pore diffusion),
(4). Menempelnya adsorbate pada
permukaan dinding dalam adsorben.
Adapun
faktor–faktor yang mempengaruhi proses
terjadinya adsorpsi antara lain (Legiso,2019) :
1. Suhu dan Konsentrasi. Zat Terlarut Dengan
bertambahnya suhu maka adsorpsi dari larutan akan berkurang, untuk senyawa yang
mudah menguap adsorpsi dilakukan pada suhu kamar dan jika memungkinkan dengan
suhu yang lebih rendah.
2. Jumlah Adsorben.Suatu adsorben yang
mempunyai ukuran partikel yang seragam yaitu mempunyai luas permukaan per
satuan luas yang tetap sehingga banyaknya adsorbat yang di adsorpsi sebanding
dengan berat adsorben.
3. Kelarutan Adsorbat. Adsorpsi akan terjadi
jika molekul dipisahkan dari pelarut dan diikat pada permukaan karbon, dimana
senyawa yang dapat larut yaitu yang mempunyai afinitas yang kuat terhadap
pelarutnya.
4. Pengadukan. Kecepatan adsorpsi
tergantung pada jumlah pengadukan dalam sistem, pengadukan dilakukan untuk
memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa
serapan.
5. Sifat Adsorben dan Luas Permukaan. Banyak senyawa yang
dapat diadsorpsi oleh arang aktif namun kemampuan untuk mengadsorpsi berbeda
untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi
akan bertambah besar sesuai dengan
bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama. Makin besar
pori–pori adsorben maka adsorpsi dari larutan akan terjadi dengan baik, semakin
luas permukaan adsorben maka semakin banyak molekul yang terserap.
Adsorpsi
memegang peranan penting dalam berbagai industri. Manfaat dan kegunaan adsorpsi
telah di kenal manusia sejak zaman dahulu kala dan telah di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Berikut
ini adalah beberapa contoh manfaat dan kegunaan adsorpsi dalam industri dan juga
di kehidupan manusi.Adapun manfaat dan kegunaan adsorpsi adalah (Dewi
dkk.,2019):
• Untuk menjernihkan
air yang keruh
• Pemutihan Gula
pasir pada industri gula
• Pemurnian minyak
kelapa sawit
• Pewarnaan serat
wol, kapas atau sutera
• Penggunaan Norit
untuk mengobati sakit perut
• Pembersihan dengan
sabun
• Penyerapan Humus
oleh Tanah liat
Pada percobaan ini
yang bertindak untuk meenyeerap substansi (adsorben) adalah arang aktif dan
zat yang diserap (adsorbat) adalah asam asetat. Terdapat empat konsentrasi asam
asetat yang berbeda-beda,
yaitu 1.1; 1.4; 1.8; 2.2; dan
2.3 N. Yang kemudian di adsorpsi oleh adsorben arang aktif dengan waktu
pendiaman (waktu kontak ) selama 15; 30; 45; 60 menit. Setelah waktu yang di
tentukan sampel asam asetat (CH3COOH) disaring sehingga adsorben dan
adsorbatnya terpisah satu sama lain. Pada praktikum ini digunakan sampel asam
asetat (CH3COOH) pada masing–masing konsentrasi yang telah
teradsorpsi kemudian di ambil sebanyak 5 mL untuk dititrasi dengan larutan
standar NaOH 1 N dan indikator pp agar diketahui asam asetat (CH3COOH)
yang teradsorbsi oleh adsorben, dimana sampel terlebih dahulu dititrasi untuk
mengetahui konsentrasi asam asetat (CH3COOH) sebelum adsorbsi.
2.2.1 Pengaruh Waktu Kontak terhadap
Proses Adsorpsi
Waktu
kontak mempengaruhi jumlah massa
asam asetat yang teradsorpsi, dimana pada percobaan ini digunakan 4 variasi
waktu diantaranya 15, 30, 45, dan 60 menit pada konsentrasi Asam Asetat 0,8 N
dengan massa adsorben 0.5 gram.. Adapun hubungan waktu kontak terhadap massa
yang teradsorpsi dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Hubungan antara pengaruh
waktu kontak terhdap massa asam asetat yang teradsorpsi pada konsentrasi 1,1 N
dengan massa adsorben 1,5 gram.
Pada Gambar 2.1
menununjukan bahwa pada waktu
pengamatan 15, 30, 45, dan 60 menit, kapasitas adsorpsi pada konsentrasi 1,1 N secara berturut-turut
adalah 0,00067 ; 0,0033 ; 0,0043;
dan 0,0053 gram. Hal ini disebabkan karena semakin
lama waktu kontak atau waktu
bersentuhan antara adsorben dengan adsorbat
menyebabkan seluruh permukaan adsorben yang semula kosong akan terisi penuh
oleh adsorbat yang menempel sehingga membentuk suatu lapisan film pada permukaan adsorben,
kondisi ini juga yang membuat terjadinya laju kenaikan massa yang berlangsung
cepat (Aisyahlika, dkk., 2018).
2.2.2 Pengaruh Massa Adsorben
terhadap Proses Adsorpsi
Pada percobaan ini massa adsorben
yang digunakan divariasikan yaitu
1.5; 2; 2.5; 3 gram. Pada
proses adsorpsi jumlah zat yang menyerap (adsorben) akan mempengaruhi banyak
nya zat yang diserap (adsorbat). Hubungan antara massa adsorben terhadap massa
asam asetat yang teradsoprsi dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut
Gambar 2.2 Hubungan massa adsorben
terhadap massa CHɜCOOH yang teradsorpsi pada konsentrasi asam asetat 1,1 N dan
waktu kontak selama 60 menit.
Pada Gambar 2.2
dapat diperhatikan bahwa kapasitas adsorpsi dengan massa adsorben arang aktif 1.5;
2; 2.5; 3 gram
pada konsentrasi 1,1 N ialah sebesar 0,0033
gram, 0,004 gram, 0,0046 gram, dan 0,0048 gram.
Dapat diperhatikan bahwa adsorben arang aktif dengan massa 3 gram lebih banyak
mengadsorpsi CH3COOH (asam asetat) dibandingkan dengan adsorben
arang aktif 1 dan 2 gram. Semakin banyak massa adsorben yang digunakan semakin
tinggi pula tingkat kemampuannya. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya massa
adsorben, maka luas permukaan adsorben terdapat lebih banyak sehingga menyebabkan bidang kontak antara adsorben dan
adsorbat menjadi lebih besar. Jadi, semakin luas permukaan
adsorben semakin besar kapasitas adsorpsinya ( Sahara dkk.,2019).
2.2.3 Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat terhadap
Proses Adsorpsi
Pada
percobaan ini konsentrasi divariasikan
sehingga nilai konsentrasi asam asetat yang digunakan ialah 1.1; 1.4; 1.8; 2.2; 2.3 N. Pada proses adsorpsi penambahan
konsentrasi suatu larutan akan mempengaruhi
jumlah massa adsorbat yang akan teradsorpsi. Hubungan antara konsentrasi asam asetat terhadap massa
asam asetat yang teradsoprsi dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar
2.3 Hubungan konsentrasi asam asetat terhadap massa asam asetat yang
teradsorpsi pada massa adsoben 1,5 gram dan waktu kontak selama 60 menit.
Berdasarkan Gambar
2.3 dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi adsorbat (asam asetat) berbanding
lurus dengan massa adsorbat yang teradsorpsi, yaitu semakin tinggi konsentrasi
asam asetat yang diberikan semakin banyak juga massa asam asetat yang
teradsopsi. Ini sesuai dengan data yang didapatkan yaitu massa asam asetat yang
teradsorpsi dari konsentrasi terendah yaitu 0,12; 0,24; 0,39; 0,51; dan 0,81
gram. Kapasitas adsorpsi akan semakin meningkat seiring dengan kenaikan
konsentrasi awal. Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah molekul
dalam larutan, sehingga interaksi antara molekul adsorbat dan adsorben akan
meningkat. Interaksi yang semakin besar ini akan meningkatkan jumlah adsorbat
yang teradsorpsi (Rakhmania dkk., 2017)
2.2.4 Isoterm Adsorpsi
Perubahan
konsentrasi adsorbat melalui proses
adsorpsi sesuai dengan mekanisme adsorpsinya dapat diketahui dengan penentuan isoterm adsorpsi.
Isoterm adsorpsi yang bisa digunakan adalah isoterm Langmuir dan Freundlich.
Penentuan isoterm adsorpsi dilakukan dengan merubah persamaan isoterm Langmuir
dan Freundlich menjadi kurva
kesetimbangan garis lurus. Penentuan model kesetimbangan tergantung pada nilai
koefisien determinan (R) dengan harga yang tinggi (Sanjaya dan Rizcy, 2015).
2.2.4.1 Isoterem Langmuir
Persamaan Langmuir merupakan gambaran dari adsorbsi yang terjadi pada
permukaan adsorben, Seluruh permukaan adsorben akan tertutupi oleh adsorbat
dengan suatu lapisan tunggal atau monolayer.
Isoterm langmuir memberikan pernyataan bahwa permukaan adsorben bersifat
homogen, yaitu dimana pada permukaan tempat tejadi-nya adsorbsi mempunyai energi yang sama besar
di semua titik (Anita, dkk.,2015)
Isotermal
sederhana ini didasarkan pada asumsi bahwa adsorpsi tidak dapat berlangsung
melebihi satu lapisan. Persamaan isoterm Langmuir merupakan suatu hubungan yang
dinyatakan sebagai berikut:
qe =
dimana qe adalah kesetimbangan adsorbat yang
teradsorpsi (mg adsorbat/g adsorben), Ce adalah kesetimbangan konsentrasi adsorbat
(mg adsorbat/Liter), Qm adalah kapasitas adsorpsi (mg adsorbat/g adsorben) dan
b adalah intensitas adsorpsi (L/mg) (Jasmal dkk., 2015).
Dari
persamaan diatas jika diplotkan grafik hubungan antara qe dengan Ce maka akan
diperoleh grafik pola isoterm Langmuir seperti Gambar 2.4 berikut ini:
Gambar 2.4 Linearisasi
isoterm Langmuir pada adsorpsi asam asetat 1,5 gram selama
60 menit
Berdasarkan
Gambar 2.4 menunjukkan bahwa nilai Ce terhadap Ce/qe yang merupakan konsentrasi
teradsorpsi. Hasil yang dipoleh dari linearisasi isoterm Langmuir yaitu y= -72,198x+312,85 dengan nilai regresi
sebesar R2 = 0,6198
2.2.4.2 Isoterm Freundlic
Isoterm freundlich memberikan
gambaran adsorpsi jenis fisika dimana adsorpsi bisa
terjadi pada beberapa lapis dan ikatannya tidak kuat. Isoterm freundlich juga
memberikan asumsi bahwa
tempat adsorpsi bersifat heterogen. Cara konvensional untuk dapat
menyatakan nilai dari isoterm freundlich adalah
dengan persamaan sebagai berikut. (Hadiah, dkk,2020) :
Dimana : Qe
= jumlah adsorbat
pada permukaan (mg/g)
Ce = konsentrasi equilibrium
(mg/l)
Kf dan n = konstanta
Berdasarkan percobaan
yang sudah dilakukan maka didapatkan grafik seperti Gambar2.5 berikut:
Gambar 2.5 Linearisasi
dari Isoterm Freundlich menunjukkan adsorpsi terhadap kesetimbangan untuk
adsorpsi asam asetat pada arang aktif 1.5 gram pada
selama 60 menit
Berdasarkan Gambar 2.5 menunjukkan bahwa nilai dari ln
Ce cenderung berbandingl lurus dengan nilai ln Qe. Dari gambar diatas
didapatkan persamaan linear untuk arang aktif 1,5 gram pada waktu 60 menit
adalah y = 1,4161x-5,4759
dengan nilai regresi yaitu R2 = 0.962. Dari linearisasi isoterm Freundlich
diperoleh persamaan linear yang terus mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan kapasitas adsorpsi semakin meningkat seiring dengan peningkatan
konsentrasi kesetimbangan. Model isoterm Freundlich menggambarkan bahwa
adsorpsi tidak terbatas atas satu layer saja, sehingga meski adsorben telah
mencapai titik jenuh adsorpsi masih tetap berlangsung hingga tahap tertentu
(Nurhasni dkk., 2018)
2.4.4.3 Hubungan antara Isoterm
Freundlich dan Isoterm Langmuir
Dari data
pengamatan dan hasil perhitngan, konsentrasi asam asetat sebelum diadsorpsi diperoleh nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi setelah diadsorpsi. Hal ini dikarenakan
asam asetat sudah diadsorpsi atau diserap oleh arang aktif. Berdasarkan nilai R2
yang didapatkan dari kedua grafik diatas maka dapat dikatakan bahwa isoterm Freundlich
adalah pola yang lebih cocok diakrenakan nilai R2 yang didapat lebih
tinggi yaitu 0.962 dibandingkan dengan nilai isoterm Langmuir yang hanya
bernilai 0,6198.
Isoterm adsorpsi Langmuir menunjukkan bahwa
jenis adsorpsi yang terjadi pada suatu proses adsorpsi ialah adsorpsi kimia
sedangkan isoterm adsorpsi Freundlich menunjukkan bahwa jenis adsorpsi yang
terjadi pada suatu proses adsorpsi ialah adsorpsi fisika. Dalam hal menentukan
isoterm adsorpsi dari suatu proses adsorpsi merupakan isoterm Langmuir ataupun
isoterm Freundlich dapat ditentukan melalui perbandingan harga R2 pada
masing-masing persamaan isoterm. Persamaan isoterm yang memiliki harga R2 paling
besar maka persamaan isoterm itulah yang berlaku pada proses adsorpsi tersebut
(Nurhasni dkk., 2018). Isoterm Freundlich
merupakan persamaan yang menunjukan bahwa adsorpsi tersebut secara fisiorpsi
(penyerapan secara fisika). Fisiorpsi adalah fenomena adsorpsi yang terjadi
karena adanya gaya-gaya fisika, yang dicirikan berupa kalor adsorpsi yang kecil
(10 kkal/mol). Pada adsorpsi fisika molekul-moleku yang diadsorpsi tidak
terikat secara kuat pada permukaan dan biasanya terjadi proses reversible yang
cepat sehingga bisa diganti dengan molekul yang lain (Apriyanti dkk.2018).
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar massa CH3COOH
yang teradsorpsi. Massa CH3COOH yang teradsorpsi pada arang aktif 1,5 gram pada
konsentrasi CH3COOH 1.1; 1.4; 1.8; 2.2; 2.3 N berturut-turut
adalah 0,005; 0,008; 0,0105;
0,50;
0125;
dan 0,0135 gram.
2. Semakin besar massa adsorben maka semakin besar massa CH3COOH
yang teradsorpsi. Pada massa adsorben 3 gram, massa CH3COOH yang teradsorpsi
lebih banyak dibandingkan dengan adsorben arang aktif 1.5; 2; dan 2.5. Hasil
yang didapatkan berturut-turut adalah 0,0033 gram, 0,004 gram, 0,0046 gram, dan
0,0048 gram
3. Semakin lama waktu berlangsungnya adsorpsi maka semakin besar
massa CH3COOH yang teradsorpsi. Pada waktu kontak 60 menit, massa CH3COOH yang
teradsorpsi lebih banyak dibandingkan dengan waktu kontak selama 15; 30; dan 45
menit. Hasil yang didapatkan berturut-turut adalah 0,00067 ; 0,0033 ; 0,0043;
dan 0,0053 gram
4. Pada praktikum ini nilai R2 yang didapat pada isoterm
freundlich adalah 0,962 dan nilai R2 dari isoterm Langmuir adalah
0,6198. Dengan begitu sifat-sifat adsorpsi dari suatu adsorben pada larutan
lebih mendekati kepada isoterm Freundlich.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyahlika,
S. Z., M. Lutfi, F., dan Rina, E. 2018. Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Cangkang
Bintaro (Cerbera odollam) Terhadap Zat Warna Sintetis Reactive Red-120 dan
Reactive Blue-198. Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Kimia. 2(2): 148-155.
Anita F.S., Adelia I.H., dan Inayati. 2015. Model Matematis Penyerapan Kadmium
Dalam Air Pada Adsorben Kulit Nangka.
Jurnal SENATEK. Hal: 81-86.
Apriyanti,
H., Candra, I,N., Elvinawati. 2018.Karakterisasi Isoterm Adsoprsi Besi (Fe)
Pada Tanah Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Kimia. 2(1) : 14-19.
Atikah.2019. Pengaruh
Waktu Dan Berat Adsorben Bentonit Pada Proses Dehidrasi Bioetanol.Jurnal Redoks.4(2):
25-31
Cundari,
L., Ginting, L. R., Suryadinata, T., Sayyidah, L. A., Taufiqurrahman, A., dan Rosalina, R. 2020. Model
adsorpsi pada larutan pewarna sintetik direct secara kontinyu: pengaruh
konsentrasi zat warna. Jurnal Teknik Kimia.26(2): 54-61.
Dewi
S.D., Dewi
Z.Z., dan
Maryono.2019. Pengaruh Waktu Kontak Dan
pH Terhadap Ion Cr (VI)
Dalam Limbah Tekstil Menggunakan Bioadsorben Daun Jambu Biji Dan Daun Teh. Jurnal
Ilmiah Teknika.5(2): 141-158.
Hadiah
F.,Meliasari T.,dan Heryanto.2020.Pemurnian
Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Adsorben Serbuk Biji Kelor Tanpa Karbonisasi
Dan Bentonite.Jurnal Teknik Kimia.1(26): 27-36.
Handrian ,Sediawan B.W., dan Mindaryani A,.2017. Adsorpsi Air dari
Campuran Uap Etanol-Air dengan Zeolit Sintetis 4A pada Packed Bed Dalam Rangka
Produksi Fuel Grade Ethanol. Jurnal Rekayasa Proses.11(2), 2017: 68-77.
Jasmal, Sulfikar dan
Ramlawati. 2015. Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Ijuk Pohon Aren (Arenga
pinnata) Terhadap Pb2+. Jurnal Sainsmat. 4(1): 57-66.
Legiso, L., Juniar, H.,dan Sari, M.U. 2019. Perbandingan
Efektivitas Karbon Aktif Sekam Padi Dan Kulit Pisang Kepok Sebagai Adsorben
Pada Pengolahan Air Sungai Enim. Seminar Nasional Sains dan Teknologi.1-13.
Nurhasni, Reski, M. dan Hendrawati. 2018.
Pemanfaatan Kulit Kacang Tanah (Arachis hipogaea L) sebagai Adsorben Zat
Warna Metilen Biru. Jurnal Kimia Valensi.
4(2): 156-167.
Rakhmania, C., D., Khaeronnisa,
I., Ismuyanto, B., Juliananda, dan
Himma, N., F. 2017. Adsorpsi Ion Kalsium Menggunakan Biomassa Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Diregenerasi HCL.
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi
Berkelanjutan. 1 (1): 16-24.
Sahara, E., Permatasari, D.E., dan
Suarsa, W. 2019. Pembuatan Dan Karakterisasi Arang Aktif Dari Batang Limbah
Tanaman Gumitir Dengan Aktivator ZnCl3. Journal Of Chemistry. 13(1):95-103.
Sanjaya, A.S. dan
Rizcy, P.A. 2015. Studi Kinetika Adsorpsi Pb Menggunakan Arang Aktif dari Kulit
Pisang. Jurnal Konversi. 4(1): 17-24.
Siregar ,Y.M.,Lalasari H.L
,Oediyani ,Irawan J.,Andriyah L.,Arini
T.,Firdiyono F.2019. Investigasi
Model Isoterm Adsorpsi Litium Dari Brine Water-Bogor Menggunakan Adsorben
Hydrous Manganese Oxide (HMO) Dengan Variasi Dosis
Adsorben Dan Waktu Adsorpsi.Jurnal Metalurgi. 34(3): 141 – 150.
Widayatno T.,Yuliawati T.,Susilo
A.A.2017. Adsorpsi Logam Berat (Pb) Dari
Limbah Cair Dengan Adsorben Arang Bambu Aktif.Jurnal
Teknologi Bahan Alam.1(1): 17-23.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.1 Membuat Larutan
Standar NaOH 1 N dalam 250 mL
N =
1 N =
Massa NaOH = 10 gr
A.2 Menghitung Normalitas Asam Asetat
Glasial
N =
N =
x 1
N = 17,5 N
A.3 Membuat Larutan Pusat dengan
Konsentrasi Asam Asetat 2,3 N
N₁ .V₁ = N₂ .V₂
17,5 N . V₁ = 2,3 N . 250 mL
V₁ =32,86 mL
A.4 Membuat Larutan Asam Asetat
dengan Variasi Konsentrasi 2,2; 1,8; 1,4; dan 1,1 N dari Larutan Asam Asetat 2,3 N
A.4.1 Asam
Asetat 2,2 N
2,3 N . V₁ = 2,2 N . 250 mL
V₁ = 239,13 mL
A.4.2 Asam
Asetat 1.8 N
2,2 N . V₁ = 1.8 N . 250
mL
V₁ = 204,54 mL
A.4.3 Asam
Asetat 1,4 N
1.8 N . V₁ = 1,4 N . 250 mL
V₁ = 194,44 mL
A.4.4 Asam
Asetat 1,1 N
1,4 N . V1
= 1,1 N . 250 mL
V1 = 196,43 mL
A.5 Perhitungan Konsentrasi Larutan
Asam Asetat Menggunakan Titrasi Sebelum Pemberian Karbon Aktif
N₁ .V₁ = N₂ .V₂
N₁ =
A.5.1
Konsentrasi larutan asam asetat sebelum diberi karbon aktif
A.5.1.1 Asam
Asetat 2,3 N
N₁ =
N₁ = 2,26 N
A.5.1.2 Asam
Asetat 2,2 N
N₁ =
N₁ = 2,16 N
A.5.1.3 Asam
Asetat 1,8 N
N₁ =
N₁ = 1,86 N
A.5.1.4 Asam
Asetat 1,4 N
N₁ =
N₁ = 1,4 N
A.5.1.5 Asam
Asetat 1,1 N
N₁ =
N₁ = 1,1 N
B.6
Perhitungan Konsentrasi Larutan Asam Asetat Menggunakan Titrasi Sesudah
Pemberian Karbon Aktif
A.6.1 Konsentrasi larutan asam asetat sesudah diberi
karbon aktif 1,5 gram selama 60 menit
A.6.1.1 Asam
Asetat 2,3 N
N₁ =
N₁ = 1,72 N
A.6.1.2 Asam
Asetat 2,2 N
N₁ =
N₁ = 1,66 N
A.6.1.3 Asam
Asetat 1,8 N
N₁ =
N₁ = 1,44 N
A.6.1.4 Asam Asetat 1,4 N
N₁ =
N₁ = 1,08 N
A.6.1.5 Asam
Asetat 1,1 N
N₁ =
N₁ = 0,9 N
A.6.2 Konsentrasi larutan asam asetat
dengan variasi massa selama 60 menit
A.6.2.1 Asam
asetat 1,1N dengan 1,5 gram
karbon aktif
N₁ =
N₁ = 0,9 N
A.6.2.2 Asam
asetat 1,1 N dengan 2 gram karbon
aktif
N₁ =
N₁ = 0,78 N
A.6.2.3 Asam
asetat 1,1 N dengan 2,5 gram
karbon aktif
N₁ =
N₁ = 0,64 N
A.6.2.4 Asam
asetat 1,1 N dengan 3 gram karbon
aktif
N₁ =
N₁ = 0,52 N
A.6.3 Konsentrasi larutan asam asetat dengan karbon
aktif 1,5 gram dan
variasi waktu
A.6.3.1 Asam
asetat 1,1 N dengan
waktu 15 menit
N₁ =
N₁ = 1,06 N
A.6.3.2 Asam
asetat 1,1 N dengan
waktu 30 menit
N₁ =
N₁ = 0,9 N
A.6.3.3 Asam asetat 1,1 N dengan
waktu 45 menit
N₁ =
N₁ = 0,84 N
A.6.3.4 Asam
asetat 1,1 N dengan
waktu 60 menit
N₁ =
N₁ = 0,78 N
A.7 Menghitung Massa
CH3COOH teradsorpsi
Massa
A.7.1 Pada
asam asetat 2,3 N dan 1,5 gram
karbon aktif
Massa
Massa = 0,0135 gr
A.7.2 Pada
asam asetat 2,2 N dan 1,5 gram
karbon aktif
Massa
Massa = 0,0125 gr
A.7.3 Pada
asam asetat 1,8 N dan 1,5 gram
karbon aktif
Massa
Massa = 0,0105 gr
A.7.4 Pada
asam asetat 1,4 N dan 1,5 gram
karbon aktif
Massa
Massa = 0,008 gr
A.7.5 Pada
asam asetat 1,1 N dan 1,5 gram
karbon aktif
Massa
Massa = 0,005 gr
A.7.6 Pada
asam asetat 1,1 N dan 1,5 gram karbon aktif
Massa
Massa = 0,005 gr
A.7.7 Pada
asam asetat 1,1 N dan 2 gram karbon
aktif
Massa
Massa = 0,008 gr
A.7.8 Pada
asam asetat 1,1 N dan 2,5 gram karbon
aktif
Massa
Massa = 0,0115 gr
A.7.9 Pada
asam asetat 1,1 N dan 3 gram karbon
aktif
Massa
Massa = 0,0145 gr
A.7.10 Asam
asetat 1,1 N dan 1,5 gram
karbon aktif dalam waktu 15 menit
Massa
Massa = 0,001 gr
A.7.11 Asam
asetat 1,1 N dan 2 gram karbon
aktif dalam waktu 30 menit
Massa
Massa = 0,005 gr
A.7.12 Asam
asetat 1,1 N dan 2,5 gram karbon
aktif dalam waktu 45 menit
Massa
Massa = 0,0065 gr
A.7.13 Asam
asetat 1,1 N dan 3 gram karbon
aktif dalam waktu 60 menit
Massa
Massa = 0,008 gr
A.8 Menghitung Kapasitas Adsorpsi
(qe)
qe =
A.8.1 Pada
asam asetat 2,3 N dan 1,5 gram
karbon aktif
qe =
qe = 0,009 mg/gr
A.8.2 Pada
asam asetat 2,2 N dan 1,5 gram
karbon aktif
qe =
qe = 0,0083 mg/gr
A.8.3 Pada
asam asetat 1,8 N dan 1,5 gram
karbon aktif
qe =
qe = 0,007 mg/gr
A.8.4 Pada
asam asetat 1,4 N dan 1,5 gram
karbon aktif
qe =
qe = 0,0053 mg/gr
A.8.5 Pada
asam asetat 1,1 N dan 1,5 gram
karbon aktif
qe =
qe = 0,0033 mg/gr
A.8.6 Pada
asam asetat 1,1 N dan 1,5 gram karbon
aktif
qe =
qe = 0,0033 mg/gr
A.8.7 Pada
asam asetat 1,1 N dan 2 gram karbon
aktif
qe =
qe = 0,004 mg/gr
A.8.8 Pada
asam asetat 1,1 N dan 2,5 gram karbon
aktif
qe =
qe = 0,0046 mg/gr
A.8.9 Pada
asam asetat 1,1 N dan 3 gram karbon
aktif
qe =
qe = 0,0048 mg/gr
A.8.10 Asam
asetat 1,1 N dan 1,5 gram karbon
aktif dalam waktu 15 menit
qe =
qe = 0,00067 mg/gr
A.8.11 Asam
asetat 1,1 N dan 1,5 gram
karbon aktif dalam waktu 30 menit
qe =
qe = 0,0033 mg/gr
A.8.12 Asam
asetat 1,1 N dan 1,5 gram
karbon aktif dalam waktu 45 menit
qe =
qe = 0,0043 mg/gr
A.8.13 Asam
asetat 1,1 N dan 1,5 gram
karbon aktif dalam waktu 60 menit
qe =
qe = 0,0053 mg/gr
A.9 Menghitung Kapasitas Adsorpsi
Menggunakan Persamaan Freundlich
Tabel A.9.1 Menghitung tetapan adsorpsi menggunakan
persamaan Freundlich dengan variasi konsentrasi
Ce |
Qe |
x (lnCe) |
y (lnqe) |
x.y |
x2 |
1,72 |
0,009 |
0,5423 |
-4,7105 |
-2,5546 |
0,2941 |
1,66 |
0,0083 |
0,5068 |
-4,7915 |
-2,4284 |
0,2569 |
1,44 |
0,007 |
0,3646 |
-4,9618 |
-1,8093 |
0,1330 |
1,08 |
0,0053 |
0,0770 |
-5,2400 |
-0,4033 |
0,0059 |
0,9 |
0,0033 |
-0,1054 |
-5,7138 |
0,6020 |
0,0111 |
Σ |
1,3854 |
-25,4178 |
-6,5936 |
0,7010 |
a = 1/n =
=
1/n = 1,4161
b
= ln =
ln =
ln = -5,0836
= 0,0062
Tabel A.9.2 Hasil perhitungan nilai qe berdasarkan
persamaan Freundlich
Ce |
Kf |
1/n |
Qe |
1,72 |
0,0062 |
1,4161 |
0,0134 |
1,66 |
0,0127 |
||
Ce |
Kf |
1/n |
Qe |
1,44 |
0,0062 |
1,4161 |
0,0104 |
1,08 |
0,0069 |
||
0,9 |
0,0053 |
A.10 Menghitung Kapasitas Adsorpsi
Menggunakan Persamaa Langmuir
Tabel A.10.1 Menghitung tetapan adsorpsi menggunakan
persamaan Langmuir dengan variasi konsentrasi
Ce |
Qe |
x(Ce) |
y(Ce/qe) |
x.y |
x2 |
1,72 |
0,009 |
1,72 |
191,11 |
328,71 |
2,958 |
1,66 |
0,0083 |
1,66 |
200,00 |
332,00 |
2,756 |
1,44 |
0,007 |
1,44 |
205,71 |
296,23 |
2,074 |
1,08 |
0,0053 |
1,08 |
203,77 |
220,08 |
1,166 |
0,9 |
0,0033 |
0,9 |
272,73 |
245,45 |
0,810 |
Σ |
6,8 |
1073,33 |
1422,47 |
9,764 |
a = 1/ =
1/=
1/= -72,1977
= -0,01385
b = 1/=
1/ =
=
312,8541
=
0,003196
=
/
= -0,01385/0,003196
= -4,3335
Tabel A.10.2 Hasil perhitungan nilai qe berdasarkan
persamaan Langmuir
Ce |
qmKL |
KL |
qe |
1,72 |
-0,01385 |
-4,3335 |
0,003691 |
1,66 |
0,003712 |
||
1,44 |
0,003806 |
||
1,08 |
0,004064 |
||
0,9 |
0,004298 |
LAMPIRAN B
GAMBAR
Gambar B.1 Hubungan antara pengaruh waktu kontak
terhdap massa asam asetat yang teradsorpsi pada konsentrasi 0,8 N dengan massa
adsorben 0.5 gram.
Gambar B.2 Hubungan massa adsorben terhadap massa CHɜCOOH
yang teradsorpsi pada konsentrasi asam asetat 0,8 N dan waktu kontak selama 60
menit.
Gambar B.3
Hubungan konsentrasi asam asetat terhadap massa asam asetat yang teradsorpsi pada
massa adsoben 0,5 gram dan waktu kontak selama 60 menit.
Gambar B.4 Linearisasi dari
Isoterm Freundlich menunjukkan adsorpsi terhadap kesetimbangan untuk adsorpsi
asam asetat pada arang aktif 1.5 gram pada selama 60 menit.
Gambar B.5 Linearisasi isoterm Langmuir pada adsorpsi asam asetat 1,5 gram selama 60
menit