Dasar Teori Praktikum Titik Didih Larutan (TDL)
Dasar-dasar teori dalam mempelajari materi Titik Didih Larutan dan juga sebagai gambaran pada Dasar Teori untuk Laporan maupun Laporan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau
dan warna dan terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O.. Air merupakan
suatu zat yang paling menentukan dalam menunjang kehidupan makhluk hidup.
Sekitar 72% permukaan Bumi ditutupi oleh air dan 97% air tersebut merupakan air
asin dan tidak dapat diminum sehingga perlu dilakukan langkah-langkah
pengolahan air agar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
bentuk pengolahannya adalah dengan memanaskan air hingga mendidih. Dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya, mendidihkan air dapat dilakukan dengan
memberikan kalor terhadap air, maka suhu air akan meningkatkan dan air akan
mengalami proses mendidih. Dalam konteks eksplanasi ilmiah, Pada saat air
mendidih, fakta yang dapat diamati
yaitu air
mengeluarkan gelembunggelembung udara dalam suhu air panas karena lazimnya
proses mendidih dilakukan dengan memberikan kalor (Firmansyah,2018).
2.1. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin
suatu benda atau zat lain dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu
adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat panas benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya
suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es
yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah (Indarwati,dkk.,2019).
Alat
ukur suhu yang sering
digunakan adalah termometer. Sebuah termometer biasanya
terdiri dari sebuah pipa
kaca berongga sempit
dan panjang, disebut pipa kapiler,yang di dalamnya berisi zat cair, biasanya
alkohol atau raksa (merkuri), sedangkan
bagian atas cairan adalah ruang yang hampa udara Agar
pengukuran suhu dengan menggunakan
termometer dapat diketahui nilainya, maka
pada dinding kaca
termometer diberi skala. Tidak semua termometer menggunakan skala
yang sama. Antara
lain dikenal skala Celcius
(C), Rearmur (R), Fahrenheit (F), dan
Kelvin (K) (Sari, K. 2016).
2.3 Zat
Materi atau
zat adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan
memiliki massa. Semua materi di sekitar kita, termasuk semua makhluk hidup
tergolong materi karena menempati ruang dan memiliki massa. Contohnya besi,
air, dan udara. materi di alam dapat berupa zat tunggal (murni) dan dapat juga
berupa campuran. Zat murni hanya tersusun dari satu jenis zat, dan sering
disebut dengan “zat”, sedangkan campuran merupakan materi yang tersusun dari
dua atau lebih zat. Zat tersusun
atas partikel-partikel yang
sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan
mata telanjang. Susunan dan sifat
partikel setiap zat berbeda-beda.
Susunan dan sifat
partikel sangat menentukan wujud
zat. Zat cair
mempunyai sifat bentuk berubah-ubah
dan volumenya tetap (Putri,dkk,2017).
2.4 Larutan
Menurut Petrucci (1985) Larutan adalah
suatu campuran homogen yang
terdiri dari dua atau lebih zat dalam
komposisi yang bervariasi(Zat yang
jumlahnya lebih sedikit
di dalam larutandisebut (zat) terlarut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut. Sebagai
contoh, jika sejumlah
gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut
pada dasarnya akan seragam (sama)di semua
bagian. Konsentrasi larutan
adalah komposisi yang menunjukkan
dengan jelas perbandingan jumlah
zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan
dapat kecil atau
besar sekali, dan jika
jumlah zat terlarut
melewati titik jenuh,zat itu
akan keluar (mengendap di
bawah larutan).Dalam kondisi
tertentu suatu larutan dapat
mengandung lebih banyak zat
terlarut dari pada
dalam keadaan jenuh (Putri,dkk,2017).
2.5 Sifat Koligatif
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya partikel
zat terlarut dalam larutan [1]. Sifat koligatif larutan terdiri atas dua jenis,
yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non
elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah
jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion sesuai dengan hal-hal tersebut. Sifat
koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah dari pada sifat koligatif larutan
elektrolit. Larutan murni (air) memiliki sifat titik beku, titik didih, dan
tekanan uap. Bila zat non elektrolit seperti gula, urea, dan gliserol
dimasukkan ke dalam pelarut murni, maka akan mengubah sifatsifat larutan
tersebut. Perubahan tersebut meliputi penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, penurunan tekanan uap, dan menimbulkan tekanan osmosis (Rusdiani,dkk,2017)
2.6 Pendidihan
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan.Pendidihan
adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fasa uap.Suatu cairan dikatakan
mendidih pada titik didihnya (Td) bila suhu di mana tekanan uap cairan sama
dengan tekanan atmosfer sekitarnya.Pada titik didih,tekanan uap cairan sama
dengan tekanan atmosfer sekitarnya.Sehingga titik didih adalah titik di mana
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara disekitarnya.Pada titik
didih,tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga
gelembung-gelembung uap dapat terbentuk di permukaan cairan diikuti penguapan
yang terjadi di setiap titik dalam cairan.Pada umumnya,molekul dapat menguap
bila dua persyaratan dipenuhi,yaitu molekul harus mempunyai cukup tenaga
kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Sastrohamidjojo,2018).
2.7 Titik Didih
Menurut Buchori (2001).Sejumlah es batu yang
dipanaskan akan berubah wujud menjadi air. Bila terus-menerus dipanaskan, maka
pada suatu ketika (ketika telah mencapai titik didih) air akan mendidih
danberubah wujud menjadi uap air atau gas. Proses sebaliknya terjadi mana kala
air yang berada dalam bentuk gas atau uap air didinginkan, maka akan kembali ke
bentuk cair, dan ketika terus didinginkan, maka pada saat tertentu (ketika
telah mencapai titik beku) air akan membeku dan kembali berwujud padat yaitu es
batu (Supu,dkk,2016).
Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap
sebuah zat cair sama dengan tekanan external yang dialami oleh cairan. Sebuah
cairan didalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah dibandingkan jika
cairan itu berada di dalam tekanan atmosphere. Cairan yang berada di dalam
tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi jika dibandingkan dari
titik didihnya di dalam tekanan atmosphere. Titik didih normal (juga disebut
titik didih atmospheris) dari sebuah cairan merupakan kasus istimewa dimana
tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmospher di permukaan laut, satu
atmosphere. Pada suhu ini, tekanan uap cairan bisa mengatasi tekanan atmospher
dan membentuk gelembung di dalam massa cair (Ramdhan, 2017).
Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan oleh uap yang
dikeluarkan oleh zat cair atau padat dalam ruang tertutup. Saat air mendidih,
molekul-molekul tersebut mampu mengatasi tekanan uap udara di sekitarnya untuk
berpindah dari fase cair ke fase gas. Tetapi dengan adanya zat terlarut,
tekanan uap berkurang, dan karenanya molekul air tidak dapat dengan mudah lepas
dari fase cair ke fase gas. Air mendidih bila molekulnya mampu mengatasi tekanan
uap udara di sekitarnya untuk berpindah dari fase cair ke fase gas. Ketika zat
terlarut ditambahkan ke air, beberapa proses berbeda terjadi yang meningkatkan
jumlah energi (panas) yang dibutuhkan air untuk melakukan transisi (Dutta,dkk,2018).
Titik didih zat cair adalah temperatur di mana tekanan
uap zat cair sama dengan tekanan luarnya yaitu 760 mm Hg. Karena tekanan uap
pelarut diturunkan ketika zat terlarut yang tidak mudah menguap ditambahkan,
hasilnya adalah larutan harus dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi dari
pelarut murni untuk mencapai tekanan uap yang sama. Dengan demikian, titik
didih larutan meningkat dibandingkan dengan titik didih pelarut murni. Dengan
menggunakan hubungan matematis antara tekanan uap dan suhu dan Hukum Raoult,
persamaan diturunkan untuk elevasi titik didih suatu larutan:
∆T = K mbb
dimana ∆Tb adalah elevasi titik didih, m adalah molalitas dari
larutan dan Kb adalah konstanta proporsionalitas, yang juga dapat didefinisikan
sebagai ketinggian titik didih untuk satu larutan encer molal (m) yaitu,
Kb = ∆ Tb / m.
Nilai Kb berbeda untuk pelarut yang berbeda; untuk air suhunya 0,515
° C. Dari persamaan di atas seseorang dapat menghitung konsentrasi zat terlarut
dalam suatu larutan dengan mengukur elevasi titik didih dan mengetahui Kb (Hadzija, 1995).
2.8 Kenaikan Titik Didih Larutan
Kenaikan didih
dapat diartikan sebagai bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik
didih pelarut murninya .Titik
didih larutan adalah suhu dimana tetapan uap larutan sama dengan tekanan uap
pelarut murninya. Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 derajat Celcius hal itu berarti tekanan
uap air murni akan mencapai 1 atm sama dengan tekanan udara luar pada saat air dipanaskan sampai 100
derajat Celcius. Bila ke dalam air murni dilarutkan 1 zat yang sulit menguap
maka pada suhu 100 derajat Celcius tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan air pada saat itu belum mendidih. Untuk dapat
mendidih uap air mencapai 1 atm maka diperlukan suhu yang lebih tinggi besarnya kenaikan suhu itulah
yang disebut dengan kenaikan titik didih (Putri dan Muchlisyiyah,2017).
Larutan yang mengandung zat terlarut
yang tidak mudah menguap (non-volatil) mendidih pada temperatur yang lebih
tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut pada keadaan murninya.Selisih
antara titik didih larutan dengan titik didih murninya pada tekanan konstan
disebut dengan kenaikan titik didih larutan
Sehingga:
∆Tb=Kb.m
Apabila zat terlarut berupa elektrolit maka
elektrolit mengalami ionisasi sesuai dengan faktor Van't Hoff
i=1+(n-1)α
dengan n
merupakan valensi dan α adalah
derajat ionisasi.Persamaan kenaikan titik didih menjadi:
∆Tb=Kb.m.i
(Buwono,dkk,2020).
2.9 Faktor Titk Didh
Menurut Mardhatilah,2017 dalam bukunya
faktor yang mempengaruhi titik didih yaitu:
1)
Polaritas
Semakin polar suatu zat,maka titik
didihnya akan semakin tinggi.polaritas suatu zat selain dapat diketahui melalui
elektronegatifitas zat tersebuut,juga dapat diketahui melalui besarnya
konstanta dielektrik.semakin tinggi konstanta dielektrik suatu zat maka titik
didihnya semakin tinggi.
2)
Jumlah Rantai Karbon
Jumlah rantai karbon mempengaruhi
polaritas suatu molekul.makin panjang rantai karbon maka titik didih semakin
tinggi
3)
Konfigurasi Molekul
Konfigurasi molekul akan mempengaruhi
titik didh suatu senyawa karena,konfigurasi elektron memepengaruhi gaya tarik
menarik antara molekul tersebut .bentuk cis titik didih nya lebih rendah
dibandingkan trans ..karena bentuk cis menyebabkan jarak antara molekulekul
lebih jauh dibandingkan bentuk trans.